Stok Jagung Masih Sulit Diakses

Bisnis.com, JAKARTA - Kisruh jagung belum juga usai. Tidak saja peternak layer yang masih sulit mengakes jagung lokal, tetapi juga Bulog yang diberi penugasan oleh pemerintah untuk menyediakan stok jagung. Padahal, Kementerian Pertanian mengklaim produksi jagung lokal mengalami surplus.
Direktur Komersial Bulog Febriyanto menyebut stok jagung di gudang Bulog saat ini sebanyak 111 ton, jauh dari kebutuhan jagung peternak unggas rakyat sebesar 200.000 ton per bulan.
Selama Januari-Mei, Bulog menyerap jagung lokal dari petani sebanyak 242 ton, dan sebagian telah terjual ke peternak UMKM.
Febriyanto menyampaikan Bulog terus berupaya mengoptimalkan jaringan produsen jagung lokal di sejumlah daerah. Meski demikian, Bulog masih sulit mengakses jagung di sentra-sentra produksi.
Diakuinya, seringkali wilayah sentra jagung justru tidak didukung infrastruktur. Febri mencontohkan suatu kali Bulog terkendala menyerap jagung dari pedalaman Sulawesi karena tidak tersedia jalur transportasi di wilayah tersebut.
"Kami hanya minta dibantu, ada dimana jagung itu," tuturnya dalam diskusi Kontroversi Jagung yang diselenggarakan Pusat Kajian Pertanian Pangan dan Advokasi di Jakarta, Selasa (23/5).
Presiden Peternak Layer Nasional Musbar menjelaskan sulitnya memperoleh jagung sebagai bahan baku pakan ternak unggas terjadi sejak 2015, seiring langkah pemerintah memperketat impor jagung. Bahkan di tingkat bawah, peternak layer harus berkompetisi dengan Gabungan Peternak Makan Ternak (GPMT).
Peternak layer membutuhkan jagung sebagai bahan baku pakan ternak sebesar 200.000 per bulan, atau sepertiga dari kebutuhan jagung GPMT sebesar 600.000-700.000 per bulan.
Sumber : Bisnis