Kelanjutan Proyek Pakan Ternak Kita Perum Bulog Terancam

Bisnis.com, JAKARTA - Kelanjutan proyek Pakan Ternak Kita yang diinisiasi oleh Perum Bulog terancam lantaran tingginya harga bahan baku pakan seperti jagung.
Proyek yang bertujuan untuk menekan harga pakan unggas yang tinggi digelar Bulog dengan menggandeng CV Cipta Cahaya Perwiratama --yang tugasnya mendistribusikan pakan ternak murah masih terbatas di wilayah Jabodetabek dan Jawa Barat-- dengan investasi Rp240 juta.
Dengan proyek ini, para peternak UMKM dan mandiri akan mendapatkan harga pakan maksimal Rp6.100 per kg untuk broiler dan Rp4.500 - Rp4.600 per kg untuk layer. Harga ini lebih rendah dari harga di pabrik pakan ternak yang mencapai Rp6.700 per kg.
Namun, harga murah itu sulit diperoleh jika menggunakan jagung lokal. Lantaran, harga jagung lokal per kilogram Rp4.700, sedangkan harga jagung impor bisa Rp3.700. Selain itu, kualitas antara jagung lokal dan impor berbeda. Impor bisa di bawah 16%, sedangkan jagung lokal di atas 16%.
Dalam uji coba pertama yang menggunakan 24.000 ton jagung sisa impor tahun lalu, proyek itu menghasilkan 45.000 ton pakan ternak.
Kualitas turun
Perwakilan CV Cipta Cahaya Perwiratama Cecep M Wahyudin mengatakan kualitas pakan ternak belakang ini menurun karena penggunaan jagung lokal dengan kadar air di atas 16% dan harga jagung di tingkat petani pun mahal.
Sementara itu, kata dia, jagung impor memiliki kualitas lebih baik dan harga lebih murah. Harga murah jagung impor itu, dapat menekan biaya produksi pakan ternak menjadi lebih murah.Harga pakan yang murah dapat membantu peternak mandiri dan UMKM bersaing dengan para integrator.
Harga jagung lokal lebih mahal karena ada di berbagai sumber. "Sementara jagung impor sudah tersentral di suatu kawasan, sehingga bisa lebih murah," tuturnya dalam sosialisasi pakan ternak kepada para peternak mandiri dan UMKM di Bulog, pada Selasa (16/5/2017).
Menurut dia, Pakan Ternak Kita ditargetkan menjadi pakan alternatif bagi usaha peternakan unggas. Dengan harga pakan yang murah, akan menekan biaya produksi lantaran biaya pakan berkontribusi 70% pada biaya produksi unggas.
Untuk tahap awal, CV Cipta Cahaya Perwiratama menginvestasikan Rp270 juta untuk produksi 45.000 ton pakan ternak, yang produksinya dilakukan oleh PT Gold Coin Indonesia dan PT QL Agrofood. "Keberlanjutan pilot project ini akan sangat bergantung dalam tiga bulan ini. Apakah ada animo besar dari para peternak atau tidak," katanya.
Sumber : Bisnis